Semesta Yang Ditelan

Setiap manusia memiliki semesta namun berbeda nama pada masing-masing teori. Kalau Jung menyebutnya sebagai arketipe. Freud mengatakannya sebagai kepribadian. Aristotheles menyebutnya sebagai tempramen.

Namun sama saja. Intinya adalah setiap orang itu unik. Tinggal nantinya dilihat apakah masing-masing semesta ini saling menelan ataukah saling bersinergi.

Kurasa saling menelan. Ya, macam penjelasan dari teori Clash of Civilization.

Bukannya aku menolak teori The Harmony of Humanity-nya Prof. Dr. Raghib As-Sirjani. Namun bagiku terlalu utopis.

Tak ada yang mutlak dari keilmuan humaniora.