Sebuah karya yang sangat bagus berjudul Barakallahu Laka, Bahagianya Merayakan Cinta yang ditulis oleh ustadz kita, Ustadz Salim A. Fillah. Buku ini cocok menjadi bekal bagi seorang calon pengantin yang akan mengarungi misteri rumah tangga (aku contohnya. Hehehe. Soalnya memang mengkhatamkan buku ini tugas dari ustadz yang membimbingku bertemu Sang Bidadari. Hehehe).
Nah, buku ini menjelaskan tentang sebuah doa pernikahan yang biasanya kita lalai mencermati kandungannya:
Barakallahu laka. Wa baraka alaika. Wa jama’a bainakuma fi khair.
Semoga Allah memberkahimu. Memberkahi atasmu. Dan mengumpulkan kalian berdua senantiasa di dalam kebaikan.
Lalu, apa sih istimewanya doa ini?
Tentu saja yang pertama adalah karena diajarkan langsung oleh Rasulullah makanya istimewa. Juga, ternyata di dalam doa ini mengandung tiga doa yang sangat mengesankan:
-
Barakallahu laka
Semoga Allah memberkahimu. Di bagian doa ini menggunakan ‘laka’ yang mana kalau dalam bahasa Arab, penggunaan huruf lam yang disambungkan dengan dhamir bermakna sesuatu yang baik, maka doa ini berarti:
Semoga Allah senantiasa memberikan berkahnya pada setiap kenangan indah yang kamu alami
Maka, di bagian pertama buku ini diceritakan berbagai hal indah yang menanti setelah pernikahan.
Bagian ini terdiri dari:
- Cintamu, sehangat ciuman bidadari
- Prolog: Menghadirkan barakah sejak pandangan pertama
- Titik nol mendesain walimah yang barakah
- Taman pertama: Dari pelaminan ke peraduan, mendebarkan
- Taman kedua: Saat mereka adalah pakaian bagimu
- Rumpun pertama: Ketika mentari pertama di kehidupan baru, terbenam
- Rumpun kedua: Simfoni ladang-ladang peradaban
- Taman ketiga: Asyiknya taaruf sejati
- Taman keempat: Pacaran kita, meniup kuncup cinta
- Epilog: Di penghujung taman, dekap aku lebih erat
-
Wa baraka alaika
Jika barakallahu laka berbicara tentang pengharapan atas berkah Allah pada setiap kenangan indah yang menghampiri, maka baraka alaika adalah suatu pengharapan/doa supaya berkah Allah juga menghampiri setiap duka yang menemani. Esensi dari penggalan doa ini menurut Ustadz Salim A. Fillah adalah semoga sebagai sepasang suami-istri bisa menyikapi berbagai problem yang biasanya menghampiri. Maka, perlu ilmu untuk bisa tepat menghadapinya.
Bagian ini terdiri dari:
- Dalam badai, dekap aku lebih erat
- Prolog: Barakah yang kita temukan di beningnya air mata
- Paviliun Depan
- Bilik pertama: Saat bersamamu, cinta pun perlu ilmu
- Bilik kedua: Orangtuamu, orangtuaku
- Bilik ketiga: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir
- Buffet pertama: Maka hendaklah berbuat baik kepada tetangga
- Buffet kedua: Maka hendaklah ia memuliakan tamunya
- Buffet ketiga: Maka berkatalah yang baik atau diam
- Paviliun tengah: Dunia yang bersimpuh di kaki kita
- Bilik keempat: Rezeki kita takkan ke mana
- Bilik kelima: Membangun maskanah, tak sekedar rumah
- Paviliun belakang: Yang harus tetap diilmui
- Bilik keenam: Berpisah karena Allah
- Bilik ketujuh: Suami penebar cinta
-
Wa jama’a bainakuma fi khair
Arti dari penggalan doa pamungkas ini adalah: Semoga Allah senantiasa menyatukan kalian berdua dalam kebaikan.
Sungguh indah penutup dari doa ini. Secara tersirat, doa ini memberitau kita bahwasanya dalam berumah tangga bukan hanya soal cinta maupun pemenuhan kebutuhan jasmani, psikis, kekayaan, maupun intelektual antara sepasang insan, namun yang lebih penting adalah senantiasa bersatu dalam kebaikan. Maka, pamungkas doa ini adalah tentang komitmen dan kesetiaan; di bawah ridho Allah.
Bagian terakhir ini terdiri dari:
- Genggam tanganku, rasakan kekuatan cinta
- Prolog: Sesungguhnya kita hamba
- Selimut pertama: Engkaulah separuh agama, penjaga ketaatanku
- Selimut kedua: Jihad dan dakwah, menjadi aktivis setelah menikah
- Selimut ketiga: Bersamamu, aku berakar, tumbuh, dan mekar
- Selimut keempat: Ada yang akan hadir, dan kitalah madrasah peradaban
Akhir Sejarah Cinta Kita
suatu saat dalam sejarah cinta kita kita tidur saling memunggungi tapi jiwa berpeluk-peluk senyum mendekap senyum
suatu saat dalam sejarah cinta kita raga tak lagi saling membutuhkan hanya jiwa kita sudah lekat menyatu rindu mengelus rindu
suatu saat dalam sejarah cinta kita kita hanya mengisi waktu dengan cerita mengenang dan hanya itu yang kita punya
suatu saat dalam sejarah cinta kita kita mengenang masa depan kebersamaan ke mana cinta kan berakhir di saat tak ada akhir
M. Anis Matta, Lc