Ada salah satu pepatah India yang mengatakan:
Segala sesuatu kalau jumlahnya banyak, nilainya berkurang. Kecuali akal. Dia makin banyak, nilainya makin tinggi.
Nah, untuk memperoleh kelimpahan akal, maka perlu belajar. Dan salah satu belajar adalah membaca. Ingatlah kembali ayat pertama yang diturunkan:
اقرأ بسم ربك الذي خلق
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.
Rasulullah pun menyampaikan:
العلم بالتعلم
Ilmu diperoleh dengan menuntut ilmu.
Juga didukung oleh berbagai pernyataan ulama:
من لم يتألم لم يتعلم
Barang siapa yang nggak bersusah payah, nggak akan mendapatkan ilmu.
Juga betapa pentingnya begadang untuk menuntut ilmu:
من عرض العلى سحر ليالي
Barang siapa yang menginginkan ketinggian maka hendaklah dia bersahur (melek) di waktu malam.
Betapa besar keagungan Allah yang telah meletakkan ilmu sebagai pondasi dalam mempelajari agama ini. Orang yang berlimpah ilmu akan dekat dengan ketakwaan sedangkan orang yang miskin ilmu akan dekat dengan kebinasaan. Naudzubillah.
Maka, sebagai muslim yang beriman, hendaknya kita senantiasa mendorong diri kita untuk meraup ilmu sebanyak-banyaknya. Maka, salah satu thariqah yang bisa ditempuh adalah dengan mengikuti komunitas nulis. Salah satu komunitas nulis yang kuikuti sampai sekarang adalah One Day One Post.
Mengapa Mesti One Day One Post?
Jadi, ODOP (singkatan dari One Day One Post) ini memiliki beberapa keunggulan (sekaligus program kegiatannya) sebagai berikut:
- One Day One Post
- Reading Challenge
- Ramadan Writing Challenge
Di samping itu, ODOP juga memiliki komunitas anakan yang menginduk ke ODOP yaitu ODOP Tembus Media dan Nulis Aja Community.
Mengenal ODOP Tembus Media
ODOP Tembus Media adalah salah satu upaya yang dibuat oleh para pengurus ODOP supaya anggota bisa nulis di berbagai media; cetak maupun daring.
Soalnya, menurut pengurus, ngirim ke media itu gampang; tinggal nulis dan dikirim. Gitu aja. Namun, mental sebagai penulis media itu yang kurang dan perlu disemangati. Maka, komunitas OTM ini adalah sebagai penyemangat tiap anggotanya supaya semangat nulis dan kirim ke media.
Mengapa mesti ke media? Nggak di blog pribadi aja?
Tentu saja karena kirim ke media dan kalau diterima, maka kita akan dapat honor. Itu yang sebenarnya dikejar. Tentu rugi dong punya kemampuan nulis, terus nulis, dan hanya berakhir di media pribadi yang kita nggak dapat bayaran; seperti di blog maupun media sosial.